Berita Otomotif | 10 Kesalahan penggunaan motor ini dikutip dari tips perawatan motor Honda.
1. Menggunakan gigi tinggi pada kecepatan rendah
Ketika menggunakan cara ini berarti RPM mesin terlalu rendah. Pada RPM rendah, tenaga mesin juga masih rendah. Maka tenaga mesin belum kuat untuk menggerakkan kendaraan. Akibatnya kopling terasa menyendat-nyendat dan mempercepat kerusakan.
Mesin-mesin motor kini dirancang dengan RPM yang tinggi maka penggunaan pada RPM rendah akan menyebabkan rusaknya beberapa komponen misalnya klep bocor, busi cepat mati dan lain-lain.
Usahakan agar menggunakan gigi yang sesuai pada tiap tingkat kecepatan, RPM mesin yang umum digunakan pada pemakaian biasa adalah 4.000-7.000 RPM.
2. Lebih tergantung pada rem belakang
Orang yang terbiasa menggunakan sepeda biasanya mengandalkan rem belakang. Tapi untuk motor hal ini tidak baik.
Usahkan mengerem motor dengan menggunakan baik rem depan dan rem belakang. Jika hanya menggunakan rem depan atau belakang saja maka motor akan ngepot. Sedangkan kalau menggunakan rem depan saja bisa menyebabkan si pengendara terjungkal.
Dalam teknik berkendara rem depan selalu lebih efektif dalam melakukan pengereman karena kendaraan bergerak kedepan.
3. Menggeber-geber gas saat motor berhenti.
Ini merupakan hal yang salah yang terkadang dilupakan pengendara, pada zaman dahulu ini sangat membantu karena motor jarang menggunakan gas langsam (stasioner). Dan sekarang ini sangat tidak perlu.
4. Jalan ke luar kota, tekanan angin dikurangi
Kalau tekanan ban terlalu rendah maka telapak ban keluar yang bersinggungan dengan jalan bertambah besar.
Setiap gesekan dengan jalan akan menjadi sangat lebih besar dibandingkan kalau tekanan ban terlalu tinggi dan ini menimbulkan panas yang kebih besar.
Apabila tekanan angin ban terlalu rendah, tapak dan dinding samping ban luar juga lebih fleksibel sehingga kestabilan pengendara akan terpengaruh.
Jadi tekanan angin ban sebaiknya jangan dikurangi bila hendak berjalan kencang, justru harus ditambah.
5. Mematikan mesin di jalan menurun
Cara ini sering dilakukan untuk mengirit bensin. Padahal sebenarnya merupakan cara yang berbahaya, karena dengan mematikan mesin, laju kendaraan sulit untuk dikontrol.
Menggunakan rem saja kurang efektif bila tidak dilakukan bersamaan dengan pengereman mesin atau engine brake. Dengan mesin hidup maka bisa menahan laju motor apabila selongsong gas dalam kondisi tertutup.
6. Sembarangan mengisi bensin di pinggir jalan
Memang tidak semua penjualan bensin eceran di pinggir jalan curang, tapi tidak sedikit pedagang bensin eceran yang mencampurkan bensin. Jadi disarankan membeli mengisi bensin di POM bensin resmi.
7. Terlalu menghalalkan suku cadang imitasi
Hindari menggunakan suku cadang imitasi, hal ini akan berdampak buruk terhadap kendaraan. Dan memaksa anda melakukan perawatan yang lebih mahal pada akhirnya.
8. Menunda ganti oli karena kelihatan masih bagus
Apabila tidak diuji di laboratorium, maka sulit bagi kita mengetahui apakah oli masih baik atau tidak. Jadi tidak masuk akal kalau dengan mata saja kita bisa mengetahui kondisi oli yang sebenarnya.
Lakukan pergantian oli sesuai dengan waktu yang ditentukan pabrik. Biasanya maksimum 2.000 km. Jangan terlalu sering juga karena nantinya tidak hemat di kantong.
Bila motor jarang dipakai, walaupun belum mencapai 2.000 km sebaiknya juga diganti.
9. Mencoba servis motor sendiri
Ada hal-hal yang bisa dilakukan sendiri oleh pengendara motor tapi ada pula yang tidak bisa yang harus diperiksa mekanik di bengkel.
10. Mencampur bensin di tangki dengan sedikit oli
Di benak sebagian masyarakat ada anggapan cara ini bisa merawat knalpot. Padahal nyatanya, pencampuran bensin dengan olu malah akan mengakibatkan endapan karbon di ruang bakar dan busi dan juga klep bisa cepat menjadi bocor kompresi.
1. Menggunakan gigi tinggi pada kecepatan rendah
Ketika menggunakan cara ini berarti RPM mesin terlalu rendah. Pada RPM rendah, tenaga mesin juga masih rendah. Maka tenaga mesin belum kuat untuk menggerakkan kendaraan. Akibatnya kopling terasa menyendat-nyendat dan mempercepat kerusakan.
Mesin-mesin motor kini dirancang dengan RPM yang tinggi maka penggunaan pada RPM rendah akan menyebabkan rusaknya beberapa komponen misalnya klep bocor, busi cepat mati dan lain-lain.
Usahakan agar menggunakan gigi yang sesuai pada tiap tingkat kecepatan, RPM mesin yang umum digunakan pada pemakaian biasa adalah 4.000-7.000 RPM.
2. Lebih tergantung pada rem belakang
Orang yang terbiasa menggunakan sepeda biasanya mengandalkan rem belakang. Tapi untuk motor hal ini tidak baik.
Usahkan mengerem motor dengan menggunakan baik rem depan dan rem belakang. Jika hanya menggunakan rem depan atau belakang saja maka motor akan ngepot. Sedangkan kalau menggunakan rem depan saja bisa menyebabkan si pengendara terjungkal.
Dalam teknik berkendara rem depan selalu lebih efektif dalam melakukan pengereman karena kendaraan bergerak kedepan.
3. Menggeber-geber gas saat motor berhenti.
Ini merupakan hal yang salah yang terkadang dilupakan pengendara, pada zaman dahulu ini sangat membantu karena motor jarang menggunakan gas langsam (stasioner). Dan sekarang ini sangat tidak perlu.
4. Jalan ke luar kota, tekanan angin dikurangi
Kalau tekanan ban terlalu rendah maka telapak ban keluar yang bersinggungan dengan jalan bertambah besar.
Setiap gesekan dengan jalan akan menjadi sangat lebih besar dibandingkan kalau tekanan ban terlalu tinggi dan ini menimbulkan panas yang kebih besar.
Apabila tekanan angin ban terlalu rendah, tapak dan dinding samping ban luar juga lebih fleksibel sehingga kestabilan pengendara akan terpengaruh.
Jadi tekanan angin ban sebaiknya jangan dikurangi bila hendak berjalan kencang, justru harus ditambah.
5. Mematikan mesin di jalan menurun
Cara ini sering dilakukan untuk mengirit bensin. Padahal sebenarnya merupakan cara yang berbahaya, karena dengan mematikan mesin, laju kendaraan sulit untuk dikontrol.
Menggunakan rem saja kurang efektif bila tidak dilakukan bersamaan dengan pengereman mesin atau engine brake. Dengan mesin hidup maka bisa menahan laju motor apabila selongsong gas dalam kondisi tertutup.
6. Sembarangan mengisi bensin di pinggir jalan
Memang tidak semua penjualan bensin eceran di pinggir jalan curang, tapi tidak sedikit pedagang bensin eceran yang mencampurkan bensin. Jadi disarankan membeli mengisi bensin di POM bensin resmi.
7. Terlalu menghalalkan suku cadang imitasi
Hindari menggunakan suku cadang imitasi, hal ini akan berdampak buruk terhadap kendaraan. Dan memaksa anda melakukan perawatan yang lebih mahal pada akhirnya.
8. Menunda ganti oli karena kelihatan masih bagus
Apabila tidak diuji di laboratorium, maka sulit bagi kita mengetahui apakah oli masih baik atau tidak. Jadi tidak masuk akal kalau dengan mata saja kita bisa mengetahui kondisi oli yang sebenarnya.
Lakukan pergantian oli sesuai dengan waktu yang ditentukan pabrik. Biasanya maksimum 2.000 km. Jangan terlalu sering juga karena nantinya tidak hemat di kantong.
Bila motor jarang dipakai, walaupun belum mencapai 2.000 km sebaiknya juga diganti.
9. Mencoba servis motor sendiri
Ada hal-hal yang bisa dilakukan sendiri oleh pengendara motor tapi ada pula yang tidak bisa yang harus diperiksa mekanik di bengkel.
10. Mencampur bensin di tangki dengan sedikit oli
Di benak sebagian masyarakat ada anggapan cara ini bisa merawat knalpot. Padahal nyatanya, pencampuran bensin dengan olu malah akan mengakibatkan endapan karbon di ruang bakar dan busi dan juga klep bisa cepat menjadi bocor kompresi.
No comments:
Post a Comment